BIDANG OLAH RAGA DAN SENI


Terlahir dari  daerah pedesaan yang  tofografinya berbukit-bukit, melatih anak-anak muda Lamakukung Desa Dawata’a menjadi kuat secara fisik dan mentalnya. Meskipun tidak ada arena dan pelatih yang kuhusus melatih bakat anak muda, namun ketrampilan berolah raga yang lahir secara natural itu boleh dibilang tak bisa dianggap remeh. Tim ini pertama kalinya dibentuk sekitar Tahun 1980-an diprakarsai oleh seorang anggota Polisi Kehutanan (Polhut) yang saat itu bertugas di Lamakukung  bernama Stefanus Tokan, bahkan beliau termasuk pemain andalan di zaman itu. 
  Sejak saat itu Bola Voli menjadi olah raga favorit anak muda Lamakukung. Berbekal latihan seadanya sepulang dari kebun setiap sorenya. Anak muda ini mewadahkan diri dalam sebuah klub bola Voli  bernama MAHONI yang akronim dengan nama lengendaris sejumlah pemain asal Lamakukung di zaman itu seperti Valentinus Medhon, Abdul Pati, Parman, Ramli, Harun One, Silvester Sabon dan sederet nama lainnya. Mereka sangat terkenal dengan club MAHONI. Bahkan di daratan Pulau Adonara, Solor dan Larantuka nama club yang satu ini tidak asing lagi karena selalu tampil di iven puncak setiap pertarungan dan selalu pulang membawa juara. Begitu menyebut mahoni, siapapun anak adonara pasti mengarahkan pikirannya ke Lamakukung Dawata’a, kampung dimana club itu tumbuh dan berkembang sampai kini. Bahkan sejumlah piala dari warna putih sampai kuning dengan berbagai ukuran, sertifikat penghargaan diboyong ke Lamakukung dan diparkir berjejer rapi di rumah adat.                           
Sebelum mengikuti iven antar kampung, tim Mahoni terlebih dahulu melewati serangkaian ritual prosesi adat di rumah adat (lango Belen). Sebelum mengikuti iven, semua pemain termasuk pelatih dan pemain cadangan sekalipun dikarantina dan tidak dibenarkan berkumpul dengan pacar atau kekasih (mahan, bahasa setempat ) karena dianggap sebagai pantangan (pemali) sebelum berperang. Selain pemain yang dikarantina bola juga ikut dikarantina di rumah adat. Karena iven pertandingan dianggap sebagai 'perang' melawan musuh  dan membawa nama Kampung sehingga mestinya ada ritual mohon restu leluhur lewotana. Tradisi ini juga terpelihara hingga kini. 

Seni dan Budaya
Selain memiliki bakal olah raga, Lamakukung juga menyimpan berbagai potensi seni budaya tradisional. sebut saja sole oha, tarian hedung bersenjata parang dan dopi. tarian hedung biasanya dipentaskan ketika menyambut tamu istimewa yang mengunjungi desa atau lewotana. selain menyambut tamu, tarian hedung berdasarkan penutupan para sespuh, tarian hedung  biasnya dipentaskan ketika menyambut  para pahlawan dari kamung yang pulang dari medan perang dan membawa kemenangan. Prosesi tarian hedung ini biasa membentuk formasi berbaris panjang dan mengiringi sang tamu memasuki kampung halaman. Seperti tampak dalam gambar, atraksi tarian hedung menyambut tamu Gubernur NTT Drs.Frans Lebu Raya saat mengunjugi Lamakukung dan Lewotala 2007 lalu.(Dok Pan-Reuni/ayat/din)

      

No comments:

Post a Comment