Secara historis, penduduk Lamakukung desa Dawata'a memiliki hubungan genetik yang berdekatan. karena itu interaksi dan relasi sosial kemasyarakatan masyarakat di desa Dawata'a antara satu dengan yang lainnya tak menemui hambatan yang berarti. pola interaksi yang dibangun berdasarkan hubungan persaudaraan famili dan kekerabatan secara adat menjadi faktor pemersatu yang sulit untuk tercerai berai. fakta ini tak terbantah manakala masyarakat Lamakukung Desa Dawata'a yang secara sosial memiliki strata atau status sosial yang sama sebagai anak desa dan bermata pencaharian petani. dalam konteks sosial keagamaan, sikap toleransi yang ditunjukan dalam relasi antar umat beragama juga sangat mesra. Karena secara historis desa dawata'a dihuni oleh beberapa suku yakni Lamakukung, Tabby, Bothan, Lewotapo dan Waimatan yang setiap warga sukunya memeluk agama yang berbeda baik yang islam atau Katolik.
Relasi sosial tanpa membedakan suku dan agama ini tercermin dalam semua aspek kehidupan warga Lamakukung. Salah satu contoh penyerahan batuan sosial untuk pembangunan Masjid,Musholla dan Gereja yang oleh Anggota DPR NTT Drs.H.Yahidin Umar tahun 2007 yang diterima pengurus masjid, Musholla dan gereja dalam puncak acara Reuni Keluarga Besar Bilal dan Dawata'a (gambar diatas).
relasi sosial yang damai itu juga terportet dari tingkat partisipasi warga yang berbeda agama dalam kegiatan pembangunan rumah ibadah misalnya. saat pembangunan gereja, komunitas sosial islam turut membantu secara fisik. demikian juga sebaliknya, ketika pembangunan masjid atau musholla komunitas Katolik turut memberikan kontribusi tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan dengan gotong royong. ikatan relasi sosial lain adalah perayaan hari raya keagamaan secara bersama dan makan bersama (bu'a Lamak) dan ditutup dengan hiburan massal (sole Oha) (ayat/din dari berbagai sumber)
Relasi sosial tanpa membedakan suku dan agama ini tercermin dalam semua aspek kehidupan warga Lamakukung. Salah satu contoh penyerahan batuan sosial untuk pembangunan Masjid,Musholla dan Gereja yang oleh Anggota DPR NTT Drs.H.Yahidin Umar tahun 2007 yang diterima pengurus masjid, Musholla dan gereja dalam puncak acara Reuni Keluarga Besar Bilal dan Dawata'a (gambar diatas).
relasi sosial yang damai itu juga terportet dari tingkat partisipasi warga yang berbeda agama dalam kegiatan pembangunan rumah ibadah misalnya. saat pembangunan gereja, komunitas sosial islam turut membantu secara fisik. demikian juga sebaliknya, ketika pembangunan masjid atau musholla komunitas Katolik turut memberikan kontribusi tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan dengan gotong royong. ikatan relasi sosial lain adalah perayaan hari raya keagamaan secara bersama dan makan bersama (bu'a Lamak) dan ditutup dengan hiburan massal (sole Oha) (ayat/din dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment